Menyusunteks pidato tema agama yang baik dan benar. Bila kita akan menulis teks ceramah tentang Lailatul Qadar, berarti kita pun harus menukil ayat-ayat yang menerangkan tentang malam kemuliaan tersebut. Dalam Alquran, ada satu surah yang membahas khusus Lailatul Qadar, yaitu Al-Qadr dari ayat 1-5. Pertama : Berusaha tetap istiqomah
Kataistiqomah selalu dipahami sebagai sikap teguh dalam pendirian, konsekuen, tidak condong atau menyeleweng ke kiri atau ke kanan dan tetap berjalan pada garis lurus yang telah diyakini kebenarannya. Istiqomah adalah konsistensi, ketabahan, kemenangan, keperwiraan dan kejayaan di medan pertarungan antara ketaatan, hawa nafsu dan keinginan.
Begitujuga agar menjadikan pemerintahan desa yang adil dan makmur sesuai dengan ajaran agama Islam. 3) Keinginan adanya kajian yang otentik. Maksudnya adalah pengajian ini berdasarkan dari kitab karya ulama salaf, bukan dari hasil terjemah-an, ceramah agama, maupun adat istiadat. 4). Memperdalam ajaran agama Islam secara rasional dan ilmiah.
CeramahAgama Dalam Organisasi Teks Pembukaan 3 Contoh dan Unsur Ceramah Agama Organisasi Oleh Novi Diposting pada 24/12/2019 26/04/2021 Anda Pembaca Ke 133 Hari Ini. Pidato yang menyampaikan tentang ajaran agama, bentuknya dapat berupa petuah, petunjuk, nasihat, maupun berbagai cerita religi.
DalamIslam, Al-Qur'an, perintah shalat selalu beriringan dengan perintah zakat. Zakat adalah ibadah kedua, setelah shalat. Seperti dalam surah al-Baqarah ayat 3, al-Baqarah ayat 110, dan al-Baqarah ayat 277. Ayat-ayat ini terkadang menyebutnya dengan lafaz zakat, lafaz infak, atau lafaz sedekah. QS.
5PZXgv. Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ . Kaum muslimin, Dalam shalat maghrib, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia”. [Quran Ali Imran 8]. Doa ini dibaca Abu Bakar sekitar lima hari setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dimana banyak orang-orang murtad sepeninggal beliau. Dan Abu Bakar sendiri adalah orang yang memerangi orang-orang murtad tersebut. Karena fenomena banyaknya orang murtad dan tergelincir setelah sebelumnya memeluk Islam, Abu Bakar pun memanjatkan doa ini dalam shalatnya. Meminta keteguhan dalam memegang agama dan dijauhkan dari tergelincir adalah sesuatu yang hendaknya membasahi lisan-lisan orang-orang yang sadar akan akhirat dan senantiasa berharap rahmat Allah. Tidak sepantasnya lisan seseorang mukmin luput dari memohon istiqomah dan senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah seseorang yang Allah janjikan akan memberinya suatu pemberian yang membuatnya ridha. Beliau mendapatkan kedudukan yang mulia di surga. Kedudukan yang tidak didapatkan seorang pun selain beliau. Dijamin ampunan dosa, baik yang telah dilakukan maupun yang belum dilakukan. Dan keutamaan-keutamaan lainnya. Tapi beliau tetap meminta istiqomah kepada Allah Ta’ala. عَنْ أَنَسٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ ” يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ” . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ ” نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أَصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ ” Dari Anas, ia berkata, “Merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak doa Yaa muqollibal qulub tsabbit qalbi ala diinik Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu’. Aku katakan, Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepada Anda dan apa yang Anda bawa. Apakah Anda masih khawatir terhadap kami?’ Beliau menjawab, Iya. Karena sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari Allah. Lalu Dia bolak-balikkan sekehendak-Nya’.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Turmudzi]. Hati Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah hati yang paling jauh dari ketergelinciran. Bahkan bisa kita katakana mustahil hati beliau tergelincir dari hidayah Islam. Tapi beliau memperbanyak membaca doa ini. Dan beliau pun mengkhawatirkan para sahabatnya yang ketakwaan mereka sudah dipuji oleh Allah Ta’ala. عَنِ النَّوَّاسُ بْنُ سَمْعَانَ الْكِلابِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَا مِنْ قَلْبٍ إِلاَّ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ إِنْ شَاءَ أَنْ يُقِيمَهُ أَقَامَهُ وَإِنْ شَاءَ أَنْ يُزِيغَهُ أَزَاغَهُ» Dari Nawas bin Sam’an al-Kilabi, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada satu hati pun kecuali berada di antara dua jari Ar-Rahman. Jika Dia menginginkan hati tersebut istiqomah, ia akan istiqomah. Kalau Dia menghendaki hati tersebut tergelincir, ia akan tergelincir’.” [HR. Ahmad]. Dan kita kembali kepada doa Abu Bakar di surat Al-Imran ayat 8 di atas, doa tersebut adalah doa yang dibaca oleh orang-orang yang mendalam ilmunya. Sebagaimana di ayat sebelumnya وَٱلرَّٰسِخُونَ فِى ٱلْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran 7] Kemudian mereka membaca doa seperti di ayat yang ke-8. Kalau kita renungkan, siapakah yang memiliki kemugkinan tergelincir lebih besar? Orang-orang yang tidak berilmu atau orang-orang yang mendalam ilmunya? Atau dengan bahasa lain, siapakah yang lebih besar kemungkinan tersesat, ulama atau orang awam? Tidak diragukan lagi, orang awamlah yang kemungkinan menyimpangnya lebih besar. Tapi mereka berdoa وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ 7 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ 8 “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal. Mereka berkata “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia”. [Quran Ali Imran 7-8]. Merekalah orang-orang yang takut dan khawatir menyimpang. Mereka meneladani nabi mereka Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang memperbanyak doa يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ “Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Kalau kita perhatikan riwayat-riwayat di atas tentang doa ini. Diriwayatkan oleh Anas. Oleh Nawas. Dan ada juga riwayat Aisyah. Semuanya mengatakan nabi banyak mengucapkan doa tersebut. Kalau tiga orang yang meriwayatkan, ketiga-tiganya sering mendengar Nabi mengatakan doa ini, artinya doa ini benar-benar sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian Nabi juga mengkhawatirkan para sahabat yang dipuji sebagai generasi terbaik umat ini, beliau tetap khawatir para sahabatnya tergelincir dari agama ini. Beliau perintahkan agar banyak memohon keteguhan dalam agama. Lalu bagaimana dengan kita umat akhir zaman? Kita telah melihat banyak fitnah dan penyimpangan. Fitnah syubhat dan syahwat bertebaran. Bisa ditemui dan didapatkan tanpa kita cari. Kita melihat Alquran dituduh dengan tuduhan bermacam-macam. Demikian juga dengan agama ini. Kita juga mendengar pribadi Rasulullah yang dipuji oleh Allah, dipuji oleh orang-orang yang tidak beriman kepada beliau, tapi di akhir zaman ini dituduh dengan bermacam tuduhan keji. Kita melihat sesuatu yang tidak disaksikan generasi terbaik umat ini. Kita juga menyaksikan bid’ah-bid’ah dan kelompok bid’ah tersebar di tengah kaum muslimin. Perpecahan umat yang begitu besar. Darah dan kehormatan dihalalkan. Kita menyaksikan banyak orang murtad dari agama ini. Kita semua umat akhir zaman menyaksikan ini. Artinya kebutuhan kita akan doa ini sangat besar sekali. Lihatlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan kualitas keimanan yang beliau miliki, hanya lima hari saja setelah Rasulullah wafat, beliau memperbanyak doa agar tetap istiqomah di atas agama. Padahal fitnah yang beliau lihat hanya satu. Yaitu orang-orang murtad. Kebutuhan kita dengan doa ini sangatlah besar. Degradasi akidah, akhlak, dan moral tersebar di tengah kita. Kaum muslimin, Di antara kiat agar kita istiqomah adalah perasaan butuh akan istiqomah dalam agama. Dan hanya Allah saja yang bisa meneguhkan kita di atas agama ini. Kalau Allah tidak meneguhkan kita, pasti kita akan tersesat. Di antara tipu daya terbesar dari Iblis adalah seseorang merasa teguhnya dia dalam Islam karena usahanya sendiri. Istiqomahnya karena kuatnya hatinya. Demi Allah, tidak demikian hakikatnya. Semua ini hanyalah dari Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, وَلَوْلَآ أَن ثَبَّتْنَٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيلًا “Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.” [Quran Al-Isra 74] Dan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, استَقِيمُوا ولنْ تُحْصُوا “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah.” [HR. Malik]. Kemudian sebab lainnya agar kita istiqomah adalah bersegera dalam ketaatan. Jangan tunda. Dan jangan remehkan kebaikan sedikit pun. Semua yang bermanfaat untuk akhirat Anda, segera amalkanlah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah musibah seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim] Kiat lainnya adalah berislam secara kafah. Mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” [Quran Al-Baqarah 208]. Dan melaksanakan perintah Allah adalah sebab seseorang istiqomah. Allah Ta’ala berfirman, وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا۟ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan iman mereka.” [Quran An-Nisa 66]. Kiat lainnya adalah memiliki perhatian besar terhadap Alquran. Membacanya, menadabburinya, mempelajarinya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ Katakanlah “Ruhul Qudus Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah”. [Quran An-Nahl 102] Kita memohon kepada Allah agar meneguhkan kita di atas agama Islam. Dan wafat dalam keadaan memeluk agama yang mulia ini. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diambil dari ceramah Syaikh Said al-KamaliOleh tim Artikel
- Teks khutbah Idul Fitri 2023 di bawah ini akan menyampaikan tentang pentingnya istiqomah dalam beribadah setelah merupakan hari kemenangan bagi umat Islam, setelah berpuasa sebulan penuh selama hari tersebut, kaum muslim kembali suci layaknya bayi yang baru lahir. Namun, Idulfitri selayaknya menjadi momentum bagi umat Islam untuk melanjutkan segala ibadah yang dilakukan dengan giat selama Ramadan sebelumnya, untuk kembali diamalkan di hari-hari contoh naskah khutbah Idulfitri 2023 tentang penting istikamah dalam beribadah Teks Khutbah Idulfitri 2023 Istiqomah Ibadah setelah Ramadhan Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا ِلإِتْمَامِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَأَعَانَناَ عَلىَ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَجَعَلَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ للِنَّاسِ. نَحْمَدُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَهِدَايَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، أَمَّا بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَSegala puji bagi Allah Swt. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga yaumulkiamah. Amm ba’du,Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Alhamdulillah, berkat nikmat iman, Islam, dan ihsan, pada hari ini, [..., April 2023], kita dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Idulfitri 1444 H yang insyaallah dirahmati Allah kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah tentang pentingnya istikamah dalam beribadah setelah bulan kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Genap sudah umat Islam berpuasa selama sebulan penuh pada Ramadan 1444 H. Sebenarnya tidak hanya berpuasa, kaum muslim juga menjalankan berbagai ibadah seperti Salat Tarawih, bersedekah berupa menu berbuka maupun sahur, tadarus Al-Qur’an, mendirikan qiamulail, hingga iktikaf menyambut malam Lailatulqadar di bulan hari ini, kita kaum muslim dan muslimat telah tiba di Hari Kemenangan, Hari Raya Idulfitri 2023. Umat Islam pada hari ini memasuki hari kemenangan sebab telah berhasil menahan lapar dahaga, hawa nafsu, hingga segala larangan Allah Swt. selama hanya itu, di Hari Raya Idulfitri ini kita juga kembali suci seperti layaknya bayi yang baru lahir. Sebab, ketika seorang muslim berpuasa di bulan Ramadan, Allah Swt, akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda sebagai berikut“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” HR. Bukhari.Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Kendati bulan Ramadan telah berlalu, umat Islam tidak boleh lalai dari perintah Allah Swt. Kita harus senantiasa menjaga ketakwaan dengan menjalankan ibadah-ibadah yang telah kita kerjakan selama bulan Ramadan seperti berpuasa sunah, bersedekah, qiamulail, serta membaca Al-Qur’an. Allah Swt. menganjurkan supaya umat Islam senantiasa bertakwa dalam Surah Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikutيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَArab LatinnyaYā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligadin, wattaqullāha, innallāha khabīrum bimā tamalūna.Artinya“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat]. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” QS. Al-Hasyr [59] 18.Menjaga diri untuk senantiasa beribadah, terlebih setelah Ramadan usai, bukanlah perihal mudah. Oleh sebab itu, diperlukan tekad, keyakinan, dan iman yang kuat guna menghadapi tantangan, baik karena pekerjaan maupun hawa nafsu. Allah Swt. memberikan motivasi kepada umat yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dalam Surah Al-Ankabut ayat 69 sebagai berikutوَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖArab LatinnyaWal-lażīna jāhadū fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lamaal-muḥsinīna.Artinya“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk [mencari keridaan] Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan,” QS. Al-Ankabut [29] 69.Salah satu perkara yang dapat dilakukan supaya kita istikamah dalam beribadah adalah dengan muraqabah yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kedekatan ini akan membangun keyakinan di hati bahwa Allah Swt. selalu mengawasi gerak-gerik keyakinan itu, umat muslim bisa menjadi lebih kuat menahan hawa nafsu dan takut untuk menjalankan perkara yang dilarang syariat. Rasulullah saw. pernah menjawab pertanyaan Jibril dalam riwayat Imam Muslim sebagai berikutأَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu,” HR. Muslim.Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Demikianlah khotbah Salat Idul Fitri 2023 seputar mempertahankan ibadah setelah Ramadhan, semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun segenap jemaah. Mari kita manfaatkan diri yang kembali suci ini untuk beribadah kepada Allah Swt. Di samping itu, semoga Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَBaca juga Teks Ceramah Ramadhan 2023 Makna Lailatul Qadar & Cara Meraih Ceramah Pendek Ramadhan 2023 tentang Bersyukur beserta Haditsnya - Sosial Budaya Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Muhammad Fadli Nasrudin Alkof
teks ceramah agama tentang istiqomah